Tempat, Tujuan, dan Kenyataan Hidup
Semua manusia yang hidup didalam alam dunia seharusnya mau mengerti mengenai tempat, tujuan dan kenyataan hidup. Bila tidak mau mengerti, bisa menyebabkan manusia sok berkuasa atau sempit pikirannya.
Sok Berkuasa :
Jangan seperti burung merak, selalu memamerkan keindahan bulunya. Demikian juga, manusia jangan asal bicara, asal bertindak, asal berbuat dan asal memerintah. Jangan mengandalkan kepandaiannya, pangkatnya, hartanya, saudaranya, dan kenalannya. Manusia harus berhati-hati dan bijaksana, ingatlah bahwa roda itu berputar. Sepandai-pandainya tupai melompat sewaktu-waktu akan terpeleset juga
Sempit Pikiran
Jangan seprti katak dalam tempurung, tidak kelihatan dan tidak bisa melihat. Jangan sempit pikirannya, kecil hatinya, pendek perasaanya, adanya Cuma bersembunyi dan ketakutan menurut perasaannya sendiri. Bila seperti itu, maka tidak mau berkumpul dengan orang, menghadiri pernikahan pun tidak, berbela sungkawa pun tidak, dan bergaul dengan tetangga juga tidak. Cuma di rumah saja, sepeti keong yang bersembunyi.
Putra Wayah diminta harus mau dan harus bisa hidup bersama di dalam masyarakat yang beraneka macam orangnya, asal-usulnya, budayanya, kepercayaanya, pendidikannya, bahasanya, dan wataknya.
Bekal untuk bisa hidup bersama di dalam masyarakat yaitu : mau mengerti tempat, tujuan, dan kenyataan hidup.
HIDUP
Hidup itu anugrah, anugrah yang sangat besar dari Tuhan Ynag Maha Kuasa.
Mestinya manusia harus mengerti dan menyadari bahwa hidup itu anugrah. Bila tidak mau mengerti dan menyadari, maka hidupnya akan semakin menyimpang den seenaknya sendiri.
Mengerti belum tentu menyadari. Tetapi bila menyadari tentunya harus mengerti apa arti dari kehidupan.
Contoh dari orang yang hanya bisa mengerti :
1. Pencuri. Semua orang tahu behwa mencuri adalah pekerjaaan yang tidak baik. Tetapi oleh karena keadaan dan ingin mencari uang dengan mudahnya, maka dilakukan juga. Artinya bahwa manusia sebenarnya mengerti, tetapi tidak menyadari.
2. Orang yang mencari pekerjan. Bukan kepandaiannya dan pengalamannya yang diutamakan, tetapi uangnya berapa dan siapa saudaranya.
3. Orang yang di-tuakan. Bukannya menolong, tetapi justru menjerumuskan dengan berbagai macam cara.
Ada peribahasa sebagai berikut :
1. Tidak ada waktu untuk : bermain, membagi cinta kasih, mencari uang. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk berdoa saja ( hanya memikirkan kebathinan saja )
2. Tidak ada waktu untuk : bermain, membagi, cinta kasi. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk mencari uang saja ( hanya memikirkan harta benda saja).
3. Tidak ada waktu untuk : berdoa, bermain, mencari uang. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk bercinta saja( hanya memikirkan pelampiasan nafsu angkara murka saja ).
Peribahasa tersebut diatas menggambarkan bahwa manusia sebenarnya mengerti, tetapi tidak mau menyadari.
Apabila manusia bisa mengerti dan mau menyadari bahwa hidup itu anugrah, maka tidak memaksakan diri sendiri, sebab semuanya sudah ada waktunya masing-masing.
DIDALAM TAWA INGATLAH TANGIS
Manusia hidup di dunia tidak boleh menangnya sendiri, seenaknya sendiri, memamerkan hartanya, pakaiannya, pangkatnya, saudaranya, dll
Demikian pula manusia tidak boleh mempunyai perasaan yang berlebihan dan merasa yang paling sial, paling kecil, paling celaka, paling hina, paling jelek, dan paling miskin. Karena :
· Harta akan pergi
· Kekayaan akan berpindah
· Pangkat akan melompat/melesat
· Kuasa akan musnah
· Cantik akan hilang
· Tampan akan layu
Hidup didunia ini tidak tetap/tidak langgeng oleh karenanya manusia harus ingat :
· Didalam tawa ingatlah tangis
· Didalam tangis ingatlah tawa
· Didalam kelaparan ingatlah kekenyangan
· Didalam kekenyangan ingatlah kelaparan
Apa saja yang ada didunia ini, semuanya hanya pinjaman dan pegangan saja. Bila sudah tiba saatnya harus dikembalikan / dilepas, tidak bisa ditolak dan diulur waktunya lagi.
Manusia harus mengerti dan menyadari bahwa hidup itu adalah anugrah, belajar sabar dan menerima, bertindak apa adanya, tidak besar kepala dan sombong.
Siapa yang di dalam tertawa ingat menangis , selalu ingat dan waspada, akan selamatsejahtera, tidak akan celaka dan terlepas dari segala macam mara bahaya/ malapetaka.