Selamat Datang

Selamat Datang di Blok ini

Blog ini dibuat untuk organisasi yang bertujuan nguri-uri budaya dan berbakti serta menghormati kepada para leluhur yang ada, diyakini, dan dipercaya orang-orang yang ada dibumi nusantara

GOOGLE TRANSLATE

Google Translate
English Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Spain Italian Dutch Arabic

Silahkan Pilih Judul

Silahkan Pilih Judul

Sabtu, 07 Mei 2011

Kenyataan Hidup


Tempat, Tujuan, dan Kenyataan Hidup


Semua manusia yang hidup didalam alam dunia seharusnya mau mengerti mengenai tempat, tujuan dan kenyataan hidup. Bila tidak mau mengerti, bisa menyebabkan manusia sok berkuasa atau sempit pikirannya.

Sok Berkuasa :
Jangan seperti burung merak, selalu memamerkan keindahan bulunya. Demikian juga, manusia jangan asal bicara, asal bertindak, asal berbuat dan asal memerintah. Jangan mengandalkan kepandaiannya, pangkatnya, hartanya, saudaranya, dan kenalannya. Manusia harus berhati-hati dan bijaksana, ingatlah bahwa roda itu berputar. Sepandai-pandainya tupai melompat sewaktu-waktu akan terpeleset juga

Sempit Pikiran
Jangan seprti katak dalam tempurung, tidak kelihatan dan tidak bisa melihat. Jangan sempit pikirannya, kecil hatinya, pendek perasaanya, adanya Cuma bersembunyi dan ketakutan menurut perasaannya sendiri. Bila seperti itu, maka tidak mau berkumpul dengan orang, menghadiri pernikahan pun tidak, berbela sungkawa pun tidak, dan bergaul dengan tetangga juga tidak. Cuma di rumah saja, sepeti keong yang bersembunyi.

Putra Wayah diminta harus mau dan harus bisa hidup bersama di dalam masyarakat yang beraneka macam orangnya, asal-usulnya, budayanya, kepercayaanya, pendidikannya, bahasanya, dan wataknya.
Bekal untuk bisa hidup bersama di dalam masyarakat yaitu : mau mengerti tempat, tujuan, dan kenyataan hidup.



HIDUP

Hidup itu anugrah, anugrah yang sangat besar dari Tuhan Ynag Maha Kuasa.
Mestinya manusia harus mengerti dan menyadari bahwa hidup itu anugrah. Bila tidak mau mengerti dan menyadari, maka hidupnya akan semakin menyimpang den seenaknya sendiri.
Mengerti belum tentu menyadari. Tetapi bila menyadari tentunya harus mengerti apa arti dari kehidupan.

Contoh dari orang yang hanya bisa mengerti :
1.      Pencuri. Semua orang tahu behwa mencuri adalah pekerjaaan yang tidak baik. Tetapi oleh karena keadaan dan ingin mencari uang dengan mudahnya, maka dilakukan juga. Artinya bahwa manusia sebenarnya mengerti, tetapi tidak menyadari.
2.      Orang yang mencari pekerjan. Bukan kepandaiannya dan pengalamannya yang diutamakan, tetapi uangnya berapa dan siapa saudaranya.
3.      Orang yang di-tuakan. Bukannya menolong, tetapi justru menjerumuskan dengan berbagai macam cara.

Ada peribahasa sebagai berikut :
1.      Tidak ada waktu untuk : bermain, membagi cinta kasih, mencari uang. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk berdoa saja ( hanya memikirkan kebathinan saja )
2.      Tidak ada waktu untuk : bermain, membagi, cinta kasi. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk mencari uang saja ( hanya memikirkan harta benda saja).
3.      Tidak ada waktu untuk : berdoa, bermain, mencari uang. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk bercinta saja( hanya memikirkan pelampiasan nafsu angkara murka saja ).


Peribahasa tersebut diatas menggambarkan bahwa manusia sebenarnya mengerti, tetapi tidak mau menyadari.
Apabila manusia bisa mengerti dan mau menyadari bahwa hidup itu anugrah, maka tidak memaksakan diri sendiri, sebab semuanya sudah ada waktunya masing-masing.


DIDALAM TAWA INGATLAH TANGIS

Manusia hidup di dunia tidak boleh menangnya sendiri, seenaknya sendiri, memamerkan hartanya, pakaiannya, pangkatnya, saudaranya, dll
Demikian pula manusia tidak boleh mempunyai perasaan yang berlebihan dan merasa yang paling sial, paling kecil, paling celaka, paling hina, paling jelek, dan paling miskin. Karena :
·         Harta akan pergi
·         Kekayaan akan berpindah
·         Pangkat akan melompat/melesat
·         Kuasa akan musnah
·         Cantik akan hilang
·         Tampan akan layu

Hidup didunia ini tidak tetap/tidak langgeng oleh karenanya manusia harus ingat :
·         Didalam tawa ingatlah tangis
·         Didalam tangis ingatlah tawa
·         Didalam kelaparan ingatlah kekenyangan
·         Didalam kekenyangan ingatlah kelaparan

Apa saja yang ada didunia ini, semuanya hanya pinjaman dan pegangan saja. Bila sudah tiba saatnya harus dikembalikan / dilepas, tidak bisa ditolak dan diulur waktunya lagi.

Manusia harus mengerti dan menyadari bahwa hidup itu adalah anugrah, belajar sabar dan menerima, bertindak apa adanya, tidak besar kepala dan sombong.

Siapa yang di dalam tertawa ingat menangis , selalu ingat dan waspada, akan selamatsejahtera, tidak akan celaka dan terlepas dari segala macam mara bahaya/ malapetaka.


Memanfaatkan Kesempatan


Aji Mumpung

Wong urip ing donya akeh migunaake’ aji mumpung’, lan ya kudhune migunakake’aji mumpung’.

Aji mumpung iki bisa dhadi 2 (loro) perkara :

1.      Bisa dadhi apik
Aji mumpung bisa dadhi apik menawane yen migunani marang pribadine lan liyan. Kaya ta mumpung isih urip, padha bekti marang wong tuwa, nusa bangsa lan Negara.
2.      Bisa dadhi ala
Aji mumpung bisa dadhi ala manawane yen gawe tunane liyan lan menawane manusia mung ngumbar napsu dur angkara murka, kaya ta mumpung dadhi panggedhe gawe kere ngisore, mumpung dhuwe pangkat gawe kawula saya mlarat, mumpung sugih gawe liyan ingah-ingah.

Putra Wayah kudhu ngati-ati lan waspada marang ‘ aji mumpun’, merga aji mumpung sing ala bisa gawe urip pindo mati pisan. Semestine manungsa iku urip pisan mati pisan.
·         Saka lemah bali lemah.
·         Saka banyu bali banyu.
·         Saka geni bali geni.
·         Saka ora ana bali ora ana.
·         Saka nur bali nur.
·         Aja banyu bali geni.
·         Aja ora ana bali ana
·         Aja nur bali lemah.

Kabeh kudhu bali menyang asale. Lahire wudha baline wudha, tekane wudha bali ora nganggo apa-apa, yen nggawa “kana” ora bisa nampa.
Putra Wayah kudhune bisa namahi urip pisan mati pisan, aja nganthi urip pindo mati pisan, merga bakal cilaka banget.


TERJEMAHANNYA

Memanfaatkan Kesempatan

Orang hidup didunia banyak yang “memanfaatkan kesempatan “, dan memang seharusnya untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.

Memanfaatkan kesempatan ini bisa mempunyai 2 (dua) arti :

1.      Yang bisa mendatangkan kebaikan.
‘memanfaatkan kesempatan’ yang baik apabila berguna bagi diri sendiri dan orang lain, seperti selagi masih hidup hendaknya berbakti kepada orang tua, nusa bangsa dan Negara.
2.      Yang bisa mendatangkan kerugian
‘memanfaatkan kesempatan’ yang tidak baik apabila membuat orang lain mengalami kerugian, dan apabila manusia hanya mengumbar nafsu angkara murka dan keserakahan, misalnya ketika menjadi pembesar bawahannya dibuat menderita, selagi mempunyai pangkat tinggi rakyatnya dibuat miskin, selagi mempunyai kekayaan yang berlimpah orang lain dibuatnya tunduk tidak berdaya.


Putra Wayah harus hati-hati dan waspada terhadap “memanfaatkan kesempatan “, karena apabila hal ini merugikan orang lain, maka bisa mengalami hidup dua kali mati sekali.
Semestinya manusia itu hidup Cuma sekali dan mati juga sekali.

·         Dari tanah kembali menjadi tanah
·         Dari air kembali menjadi air
·         Dari api kembali menjadi api
·         Dari tidak ada kembali menjadi tidak ada
·         Dari cahaya kembali menjadi cahaya
·         Jangan dari air kembali menjadi api
·         Jangan dari tidak ada kembali menjadi ada
·         Jangan dari cahaya kembali menjadi tanah

Semua harus kembali kepada asalnya. Lahir telanjang kembali juga telanjang, datangnya telanjang kembalinya tidak membawa apa-apa. Apabila ada yang dibawa , maka “DISANA”, tidak akan diterima.

Putra wayah seharusnya dapat menjalani hidup sekali dan matipun sekali, jangan sampai hidup dua kali mati sekali, karena hal ini akan mengakibatkan penderitaan yang berat.

Ojo Dumeh Eling Lan Waspodo

OJO DUMEH ELING LAN WAPODO ATAU JANGAN MENTANG-MENTANG INGAT DAN WASPADA.

JANGAN MENTANG MENTANG

Orang hidup didunia tidak akan lepas dari “Berputarnya roda kehidupan”, yang selalu berubah.
·         Mentang–mentang kaya, kemudian merasa bahwa apa saja dapat dibeli dengan uang.
·         Mentang-mentang berkuasa, kemudian sok berkuasa, apa saja bisa dikuasai sendiri, bertindak seenaknya sendiri
·         Mentang-mentang cantik dan indah tubuhnya, kemudian mengumbar cinta seenaknya sendiri, melanggar sana melanggar sini.
·         Mentang-mentang miskin, kemudian merasa minder dan bersembunyi didalam tempurung.

Putra wayah janganlah mentang-mentang :
·         Siapa yang mentang-mentang akan terbuka kedoknya.
·         Siapa yang angkuh akan terhalang.
·         Siapa yang sombong akan terjerumus.
·         Siapa yang congkak akan celaka.

Putra Wayah janganlah mentang-mentang, tetapi harus selalu ingat dan waspada, karena :
·         Ada lebih, ada yang melebihi.
·         Yang penuh, ada ynag lebih penuh
·         Yang kosong, ada yan lebih kosong
·         Yang pandai, ada yang lebih pandai
·         Yang kaya, ada yang lebih kaya


INGAT DAN WASPADA

Ingat itu bukan hanya berati mengingat-ingat, tetapi bisa juga diartikan bahwa manusia seharusnya menyadari akan keadaan dirinya sendiri, kiri kanannya, hidupnya dan Tuhannya.
Waspada tidak hanya berati berhati-hati, tetapi juga bisa diartikan bahwa manusia seharusnya teliti pada hidupnya, apa yang boleh dilakukan, dan apa yang dilarang.
Ingat dan waspada , dua kata ini tidak dapat dipisahkan, karena mengandung daya kekuatan besar yang tidak ada tandingannya.
Tolak balak ataupun  sarana lain yang menguatkan hidup, bukanlah jimat, barang pusaka, keris, pegangan, dan sejenisnya, tetapi manusia yang selalu ingat dan waspada. Karena manusia yang ingat dan waspada selalu percaya dan berserahkan diri kepada Tuhan Ynag aha Kuasa, tidak berani melanggar aturan-aturan kehidupan.

Putra Wayah, anutlah agama dan kepercayaan walaupun berbeda-beda, janganlah hanya dibibir saja sebab bisa diejek, haruslah diwujudkan dalam perbuatannya masing-masing, seperti misalnya :
·         Nelayan Islam, jadilah nelayan Islam yang baik dan bisa membawa diri.
·         Petani Nasrani, jadilah petani Nasrani yang baik dan bisa membawa diri.
·         Pedagang Budha, jadilah pedagang Budha yang baik dan bisa membawa diri.

Ingat dan waspada akan menyebabkan :
  1. Bijaksana
  2. Bersahaja dan sederhana
  3. Sabar dan menerima
  4. Bisa “merasa”


Kalimat JANGAN MENTANG-MENTANG, INGAT DAN WASPADA harus menjadi pedoman dan ingatan bagi semua orang di dunia.

Kamis, 05 Mei 2011

Arti 'PUTRA WAYAH KAKI

Apa artinya “ PUTRA WAYAH KAKI “ ?
P   =   Purwa              =   Persembahan
U  =   Urip                  =   Hidup
T   =   Tanduro           =   Tanamlah
R  =   Rohanimu          =   Rohanimu
A  =   Asor lan adil      =   Rendah hati dan adil   

Artinya : Pemulaannya adalah hidup. Hidup bisa tentram bahagia dan berkecukupan, apabila ada rohaninya. Rohani yang ditanamkan harus dengan rasa rendah hati dan penuh keadilan.

W =   Wani                       =      Berani
A  =   Anggauahi               =      Melaksanakannya
Y  =   Yudha papa            =      Tirakat
A  =   Antuk nugrahaning   =      Mendapatkan anugrah
H  =   Hyang                     =      Tuhan


K  =   Kuwajiban                    =      Kewajiban
A  =   Anggayahi                     =      Melaksanakan / Melindungi
K  =   Kawula alit                    =      Rakyat kecil
I    =   indhenging Bawana        =     Sedunia

Anak cucu Kaki, harus berani bersusah payah tetapi tidak harus menderita dan terlunta-lunta hingga pada akhirnya akan mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan.

Menyembah
Dalam menyembah / persembahan kepada Tuhan , ada 3 hal, yaitu :
1.   ingat den percaya. Ingat belum tentu percaya dan percaya belum tentu ingat.
2.   Orang yang sudah ingat dan percaya, seharusnya bisa pasrah dan berserah diri dengan tulus ikhlas     
      kepada Tuhan.
3.   Orang yang sudah bisa pasrah dan berserah diri dengan tulus ikhlas seharusnya berbakti dengan               
      sepenuh hati.

Tuntunan Sikap terhadap Paugeraning Urip

Tuntunan Sikap terhadap Paugeraning Urip

Kaki Semar menuntunkan sikap terhadap Paugeraning Urip adalah dengan Kata sesanti atau Petuah “OJO DUMEH,ELING LAN WASPODO” karena :

  1. “Ojo dumeh, Eling lan waspodo” adalah bekal manusia menghadapi ujian dan perjuangan hidup dan menjadi senjata ampuh untuk menjadi kesatria utama dalam menaklukan dirinya sendiri dan mewujudkan “Roso setyo lan mituhu dumateng Gusti” serta untuk “ Hamemayu Hayuning Bawono”.
  2. “Ojo dumeh, Eling lan Waspodo” adalah sebagai penyeimbang, sehingga pada kondisi maupun situasi apapun manusia akan selamat”Rahayu”, tidak mudah panik dalam setiap pemecahan masalah yang di hadapinya.
  3. “ojo dumeh, Eling lan Waspodo”sebagai sarana pencegahan terhadap kecerobohan dan kelalaian yang sering manusia lakukan, karena telah menyadari dan memahami serta mentaati semua kaidah Agama, Budi pekerti, maupun aturan aturan manusia lainnya.

OJO DUMEH yang maksudnya “Jangan Mentang Mentang” adalah suatu peringatan agar manusia tidak larut dengan apa yang di miliki atau di jalaninya, sehingga cendrung menjalani keputusan hidup yang negatif seperti :

  1. Mentang mentang kaya, maka kita menjadi sombong dan merasa semua dapat di beli dengan uang,
  2. Mentang mentang Miskin, maka kita menjadi putus asa dan mengakibatkan kita mengumpat sana sini kepada yang kaya..


Siapa yang “mentang mentang” maka suatau saat akan menjadi sebagaimana dalam pribahasa Jawa :
  1. Sopo sing Dumeh bakal keweleh
  2. Sopo sing adigang bakal keplanggrang
  3. Sopo sing Adigung bakal kecemplung
  4. Sopo sing Adiguno bakal ciloko
  5. Sopo sing Becik bakal ketitik
  6. Sopo sing salah bakal seleh
  7. Sopo sing Temen bakal Tinemu

Eling Lan Waspodo maksudnya Ingat dan Waspada.

Ingat yang dijalani adalah ingat dalam kaitan Menyembah kepada Tuhan, ingat akan karunia-Nya, Rahmat-Nya,Nikmat-Nya, selalu ingat akan kesalahan kita kepada Tuhan, pelanggaran yang kita lakukan dan meminta ampunan kepada-Nya. Dengan demikian akan lahirlah Budi perkerti yang luhur sehingga Eling ini akan melahirkan kepedulain kepada manusia dan lingkungan sekitarnya.

Waspodo/Waspada adalah bentuk ke hati-hatian manusia dalam menjalankan hidup, teliti dan mengakibatkan kita menjadi Wara dalam memilih dalam keputusan kita sehari hari. Berhati-hati dalam semua sikap dan tingkah laku. Mana yang merupakan perintah dan mana yang merupakan larangan akan menjadi terang dan jelas bagi kita.sehinga kta akan selamat dalam perjalanan hidup ini.

Ojo Dumeh,Eling lan Waspodo merupakan satu kesatuan yang dipahami secara utuh, sehingga manusia di harapkan menjadi Pasrah dan Yakin Kepada Kekuasaan Tuhan serta menjadi bijaksana,sederhana dan hati hati. Manusia menjadi “Bisa Merasa.” Bukan ”Merasa Bisa.”

Dengan “Ojo Dumeh,Eling lan Waspodo”, maka dalam bahasa Jawa disebutkan ..
  1. Ono Luwih,Luwih soko Ono
  2. Kang Kebak,Luwih dening kebak
  3. Kang suwung,Luwih dening Suwung
  4. Kang Pinter, Luwih dening Pinter
  5. Kang Sugih, Luwih dening Sugih..

Rahayu.....rahayu....rahayu....

Tatanan Paugeraning Urip.

Tatanan Paugeraning Urip.

Petuah Kaki semar menenai Tatanan Paugeraning Urip bagi manusia dalam mengisi Kehidupanya di alam fana ini :

  1. Eling Lan Bektimarang Gusti Kang Murbeng Dumadi : maksudnya Manusia yang sadar akan dirinya akan selalu mengingat dan memuja Tuhan Yang Maha Esa.dimana Allah yang Esa telah membrikan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan berkarya di alam yang Indah ini.
  2. “Percoyo lan Bekti Marang Utusane Gusti”: maksudnya Manusia sudah seharusnya menghormati dan mengikuti ajaran para Utusan Allah sesuai dengan ajarannya masing masing, dimana semua konsep para Utusan Allah tersebut adalah menganjurkan kebaikan.
  3. “Setyo marang Khalifatullah utowo Penggede Negoto”: maksudnya manusia yang tingal di suatu wilayah, maka adalah wajar dan wajib untuk menghormati dan mengikuti semua peraturan yang di keluarkan pemimpinnya yang baik dan bijaksana.
  4. “Bekti marang Bhumi Nusontoro” maksudnya sebagai manusia yang tinggal dan hidup di bumi nusantara ini wajib dan wajar unuk merawat dan memperlakukan bumi ini dengan baik, dimana bumi ini telah memberikan kemakmuran bagi penduduk yang mendiaminya.
  5. “Bekti Marang Wong Tuwo” : maksudnya Manusia ini tidak dengan semerta-merta ada di dunia ini, tetapi melalui perantara Ibu dan Bapaknya, maka hormatilah,mulyakanlah orang tua yang telah merawat kita .
  6. “Bekti Marang sedulur Tuwo” : Maksudnya adalah menghormati saudara yang lebih tua dan lebih mengerti dari pada kita, baik dalam umur,pengetahuan maupun kemampuannya.
  7. “Tresno marang kabeh kawulo Mudo” : maksudnya menyayangi kawulo yang lebih muda, memberikan bimbingan dan menularkan pengalaman dan pengetahuan kepada yang muda, dengan harapan yang muda ini akan dapat menjadi generasi pengganti yang tangguh dan bertanggung jawab.
  8. “Tresno marang sepepadaning manungso” : maksudnya semua manusia itu sama, hanya membedakan warna kulit dan budaya saja. Maka hormatilah sesama manusia dimana mereka memiliki harkat dan martabat yang sama dengan manusia lainya.
  9. “Tresno marang sepepadaning Urip” : maksudnya semua yang di ciptakan Allah adalah mahluk yang ada karena kehendak Allah yang Kuasa.memiliki fungsi masing-masing.dengan menghormati semua ciptaan Allah maka kita telah menghargai dan menghormati kepada PENCIPTANYA.
  10. “Hormat marang kabeh agomo “ : maksudnya hormatilah semua agama atau aliran dan para penganutnya.
  11. “Percoyo marang Hukum Alam” : maksudnya selain Allah menurunkan kehidupan,Allah juga menurunkan Hukum Alam dan menjadi hukum sebab akibat, siapa yang menanam maka dia yang menuai,
  12. “Percoyo marang kepribaden dhewe tan owah gingsir” : maksudnya manusia ini rapuh dan hatinya berubah ubah, maka hendaklah menyadarinya dan dapat menempatkan diri di hadapan Allah, agar selalu mendapat lindungan dan rahmat-Nya dalam menjalani Hidup dan kehidupan ini.

Tatanan Paugeraning Urip yang 12 di atas di ringkas menjadi tiga konsep:

1. Hubungan Manusia dengan Allah/Tuhan Yang Maha Esa
2. Hubungan Manusia dengan sesama Manusia
3. Hubungan Manusia dengan Alam Semesta.

Kesemua tatanan di tersebut di atas adalah kaitannya dengan konsep “tatanan Menembah”

  1. Sangkan Paraning Dumadi : yaitu Sangkaning Dumadi dan Paraning Dumadi dimana maksudnya adalah agar manusia mengetahui dari mana dia berasal dan mau kemana dia akan kembali.
  2. Manunggaling Kawulo lan Gusti : yaitu manunggaling kawulo dengan Gusti adalah dengan melakukan semua perintahnya, melakukan dan menuruti peraturan-peraturan yang di perintakan dengan sebaik-baiknya.
  3. Kasedan Jati : yaitu dimana posisi kesadaran manusia sampai kepada tataran sangat menyadari dan telah melakukan atau menjalani kehidupan yang di sebutkan di atas sehingga semua telah menuruti kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dengan istilah “Hidup sekali dan mati pun sekali “

Ajaran Hidup Dari Kaki Semar

Gusti Kang Murbeng Dumadi

Masyarkat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan dengan Nama Gusti Kang Murbeng Dumadi jauh sebelum agama masuk ke tanah Jawa dan sampai ke tradisi saat ini yang dikenal dengan Kejawen yang merupakan “Tatanan Paugeraning Urip” atau Tatanan berdasarkan dengan Budi Perkerti Luhur.
Keyakinan dalam masyarakat mengenai konsep Ketuhanan adalah berdasarkan sesuatu yang Riil atau “Kesunyatan” yang kemudian di realisasikan dalam peri kehidupan sehari hari dan aturan positif agar masyarakat Jawa dapat hidup dengan baik dan bertanggung jawab.
Mengenai Sang Murbeng Dumadi, Kaki Semar mengatakan “Gusti Kang Murbeng Dumadi ing ngendi papan tetep siji, amergane thukule kepercayaan lan agomo soko kahanan,jaman,bongso lan budoyo kang bedo-bedo. Kang Murbeng Dumadi iso maujud opo wae ananging mewujudan iku dede Gusti Kang Murbeng Dumadi” atau dengan kata lain “ Tuhan Yang Maha Esa, itu di sembah dan di junjung oleh semua manusia tanpa kecuali.oleh semua agama dan kepercayaan.Sejatinya Tuhan Yang Maha Esa itu Satu dan tak ada yang Lain. Yang membedakanya hanya cara menyembaah dan memujanya dimana hal tersebut terjadi karena munculnya agama dan kebudayaan dari jaman, waktu atau bangsa yang berbeda beda…”

Tiga hal yang mendasari Masyarakat Jawa mengenai Konsep Ketuhanan yaitu :
  1.  Kita Bisa Hidup karena ada yang meghidupkan, yang memberi hidup dan menghidupkan kita adalah Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa.
  2.  Hendaknya dalam hidup ini kita berpegang pada “Rasa” yaitu dikenal dengan “Tepo seliro” artinya bila kita merasa sakit di cubit maka hendaklah jangan mencubit orang lain.
  3. Dalam kehidupan ini jangan suka memaksakan kehendak kepada orang lain “Ojo Seneng Mekso” seperti apabila kita memiliki suatu pakaian yang sangat cocok dengan kita, belum tentu baju itu akan cocok dengan orang lain.

Kaki Semar memberikan piwulangnya mengenai konsep dasar penghayatan Mahluk Kepada Khaliknya yaitu Manusia harus mengetahui Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi.

  1. Tuhan Itu Satu , Esa dan tak ada yang lain, dalam bahasa jawa di sebut “ Gusti Kang Murbeng Dumadi”
  2. Tuhan itu bisa mewujud apa saja , tetapi pewujudan itu bukanlah Tuhan.”Ananging wewujudan iku dede Gusti “ yang artinya “ yang berwujud itu adalah Karya Allah.
  3. Tuhan Itu ada dimana-mana.”Dadi Ojo Salah Panopo, Mulo nang ngendi papan uga ono Gusti “ maksudnya walau Tuhan ada dimana mana, Tuhan satu juga “Nang awakmu ugo ono Gusti” maksudnya manusia itu dalam lingkupan Tuhan secara jiwa dan raga. Tuhan ada dalam dirinya tetapi manusia tak merasakanya dengan panca indra, hanya dapat di rasakan dengan “Roso” bahwa dia ada.”Ananging ojo sepisan pisan awakmu ngaku-aku Gusti”maksudnya manusia harus sadar jiwa dan raga ini hanyalah Karya Allah, walaupun DIA ada dalam Manusia tetapi jangan sekali kali manusia mengaku DIA.
  4. Tuhan Itu Langgeng, Tuhan Itu Abadi.dari masa dahulu, sekarang, esok dan sampai seterusnya Tuhan, Gusti Kang Murbeng Dumadi tetaplah Tuhan dan tak akan berubah.
  5.  Tuhan Itu tidak Tidur “ Gusti Kang Murbeng Dumadi ora nyare” maksudnya Tuhan itu mengetahui segalanya dan semuanya, tak ada satupun kata hilaf dan lalai.
  6. Tuhan itu Maha Pengasih, Tuhan Itu Maha Penyayang. maksudnya Tuhan itu maha adil tak membeda bedakan kepada mahluknya, siapa yang berusaha dia yang akan mendapatkan.
  7. Tuhan Itu Esa dan Maha Kuasa, apa yang di putuskannya tak ada yang dapat menolaknya,

Dengan menyadari hal tersebut manusia di harapkan :

  1. “Manungso urip ngunduh wohe pakertine dhewe dhewe” maksudnya manusia akan menerima apa yang dia tanam, bila yang di tanam baik, maka yang baiklah akan dia terima.
  2. Manusia hidup pada saat ini adalah hasil / proses dari hidup sebelumnya.atau”manungso urip tumimbal soko biyen,nek percoyo marang tumimbal” ada petuah yang mengatakan “ Apabila kamu hendak melihat hidupmu kelak, maka lihat lah hidupmu sekarang, bila hendak melihat hidupmu yang lalu, maka lihatlah hidupmu sekarang”
  3. “Manungso urip nggowo apese dhewe dhewe” maksudnya agar kita menghilangkan sifat iri, dengki, tamak, sombong sebab saat mati tak ada sifat duniawi tersebut dibawa dan mengntungkan kita.
  4. Manusia tak akan mengerti Rahasia Tuhan, “Ati lan pikiran manungso ora bakal iso mangerteni kabeh rencananing Gusti Kang Murbeng Dumadi:”maka Manusia hiduplah “sak madyo” dan tak perlu “nggege mongso”.ada petuha mengatakan “ Hiduplah dengan usaha, tapi janganlah dengan harapan, karena bila gagal maka yang merasakan diri kita juga”

Maka dalam hal ini Kaki semar menganjurkan Manusia memohon dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa dengan”Eling lan Percoyo,Sumarah lan seumeleh lan mituhu” kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  1. Sumarah : Berserah, Pasrah, Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan sumarah ,manusia di harapkan percaya dan yakin akan kasih sayang dan kekuasaan Gusti Kang Murbeng Dumadi, Bahwa DIA lah yang mengatur dan akan memberikan kebaikan dalam kehidupan kita. Keyakinan bahwa apabila kita menghadapai gelombang kehidupan maka Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kita.
  2. Sumeleh : artinya Patuh dan Bersandar kepada Allah Yang Maha Esa . Manusia sebagai hamba hanya lah berusaha dan keberhasilannya tergantung Kuasa Tuhan yang maha Esa, maka dengan sumeleh ini manusia di harapkan tak mudah putus asa dan teguh dalam usahanya .
  3.  Mituhu : artinya patuh taat dan disiplin.

Rabu, 04 Mei 2011

Huruf Jawa Dan Tafsirannya

HURUF JAWA DAN TAFSIRANNYA

HA    =    HABARIRA SEJATINE WAHANANING HYANG.
( MANUNGSA IKU JEJER UTUSANING GUSTI KANG MURBENG DUMADI )
ARTINYA :
Adanya kita sesungguhnya ciptaan-Nya
( manusia itu sebagai utusan Gusti Kang Murbeng Dumadi )

NA   =    NADYA ORA KASAT MATA MESTHI HANA.
( GUSTI KANG MURBENG DUMADI ASIFAT LAYU KAYAFU )
ARTINYA :
Meskipun tak terlihat mata, pasti ada.
( Gusti Kang Murbeng Dumadi bersifat ada/wujud )

CA    =    CAREMING HYANG YEKTI TAN CETHA WINECA.
( GUSTI KANG MURBENG DUMADI ANGLIPUTI KABEH CIPTA- NE )
ARTINYA :
Ciptaan YANG MAHA KUASA tidak dapat diramal.
( Gusti Kang Murbeng Dumadi meliputi semua ciptaan-Nya )

RA    =    RASAKNA CAKETA LAN HANGGANIRA.
( MLEBU WETUNING NAPAS ING SABEN WEKTU )
ARTINYA :
Rasakanlah kedekatan-Nya dengan badan jasmanimu.
( Keluar masuknya nafas disetiap saat )

KA   =    KAWRUHANA YWA KONGSI KURANG WEWOKA.
( KAWRUHE KASEBUT TATANING PANEMBAH )
ARTINYA :
Ketahuilah jangan sampai kurang waspada
( Pengetahuannya disebut TATANING PANEMBAH )

DA    =    DADI SASAR YEN SIRA ORA WASPADA.
( TATA-TITIS-PUTUS MARANG KAWRUH PRAKARA GUSTI KANG MURBENG DUMADI UTAWA THEOLOGI-THEOSUFI )
ARTINYA :
Menjadi tersesat jika engkau tidak waspad.
( Tata – tepat – putus - terhadap pengetahuan – pengetahuan tentang Gusti Kang Murbeng Dumadi )

TA    =    TAMATNA PRABANE HYANG SUNG SASMITA.
( ANGEN-ANGEN CIPTA –SIR LAN OSIH KANG DUMUNING ING JIWANING MANUNGSA )
ARTINYA :
Resapilah dan heningkan cahaya Tuhan yang penuh dengan perlambang.
( Angan – Angan, pikiran, dan kehendak yang bersemayam dijiwa manusia )

SA    =    SASMITANE KANG KONGSI BISA KARASA.
( TANSAH SYUKUR MARANG PEPARINGAN GUSTI KANG MURBENG DUMADI )
ARTINYA :
Perlambang yang sampai bias dirasakan.
( Selalu bersyukur pada pemberian Gusti Kang Murbeng Dumadi )

WA   =    WASPADAKNA WEWADI KANG SIRA GAWA.
( MANUNGSA KASERENAN SIFATING GUSTI KANG MURBENG DUMADI )
ARTINYA :
Waspadalah pada rahasia yang engkau bawa.
( Manusia memiliki sifat Gusti Kang Murbeng Dumadi )

LA    =    LALEKNA YEN SIRA TUMEKANING LALIS.
( PASRAH – SUMELEH – SUMARAH MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI )
ARTINYA :
Lupakan jika datang matimu.
( Pasrah – berserah – menyerahkan diri pada Gusti Kang Murbeng Dumadi )

PA    =    PATI SASAR TAN WUS MANGGYA PAPA.
( SUPAYA BISA NGGAYUH PATI PATITIS KUDU NGERTI MARANG KAWRUH, SANGKAN PARANING DUMADI )
ARTINYA :
Kematian yang sesat tidak akan mendapatkan apa – apa.
( Agar bisa mencapai kematian sempurna harus memahami pengetahuan asal – usul )

DHA =    DHASAR BEDA LAN WUS KALIS ING GODHA.
( MANUNGSA WUS JEJER MANUNG GALING KAWULA MARANG GUSTI ORA BAKAL KALUT GEBYARING KADONYAN )
ARTINYA :
Dasarnya berbeda dan telah jauh dari godaan.
( Manusia yang telah dekat dengan TUHAN tidak akan hanyut tergoda oleh indahnya / nikmatnya duniawi )

JA     =    JANGKANE MUNG JINAK JENJEMING JIWANYA.
( NGGAYUH MARANG KASIDAN JATI / PATI PATITIS )
ARTINYA :
Yang dicita –citakan hanya ketentraman dan kedamaian jiwanya.
( mengharap kepada kesempurnaan jiwa sukmaya / kematian sejati )

YA    =    YITNANA LIYEP LUYUTING PRALAYA.
( NGRACUTA YEN SIRA LAGI SEKARAT )
ARTINYA :
Hati – hatilah menghadapi kematian.
( Ikhlaskanlah jika telah sekarat )

NYA =    NYATA SUNYA NYEYET LABATING KADONYAN.
( MATI IKU ORA ANA SESAMBUNGE KARO KADONYAN )
ARTINYA ;
Nyata – nyata sepi setelah kehidupan duniawi.
( Mati itu tidak ada hubungannya dengan kehidupan duniawi )

MA   =    MADYENG NGALAM PARANTUNAN HAYWA SAMAR.
( ASAL SAKA GUSTI KANG MURBENG DUMADI BALI MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI / KASIDAN JATI )
ARTINYA :
Di tengah – tengah alam penantian jangan ragu – ragu.
( Berasal dari Gusti Kanhg Murbeng Dumadi kembali pada Gusti Knag murbeng Dumadi / kematian yang sempurna )

GA    =    GAYUHANE TANNA LIYAN MUNG KANG SARWA HARGA.
( ORA ANA GEGAYUHAN KANG LUHUR DHEWE KAJABA MUNG KASIDAN JATI )
ARTINYA :
Keinginan tidak lain hanyalah yang serba luhur / tinggi.
( Tiada keinginan yang luhur kecuali kematian yang sempurna )

BA    =    BALI MURBA WISESA NJERO JABA.
( MANUNGGAL SAWIJI MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI )
ARTINYA :
Kembali menguasai luar dalam.
( Bersatu kembali kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi )

THA =    THUKULE WIDADARJA TEBIK NISTHA.
( NGUNDHUH AYEM – TENTREM – LANGGENG )
ARTINYA :
Tumbuhnya pengetahuan yang baik, jauh dari kenistaan.
( Menuai kedamainan – ketentraman – keabadian )

NGA =    NGARAH – ARAH HING REH MARDI – MARDININGRAT
( TANSAHA KULINA NGELELATIH SUPAYA BISA TEMUJU MARANG KAWASKITHAN )
ARTINYA :
Menuju ke jalan di jagad ini.
( Selalulah terbiasa berlatih agar dapat menuju pada KAWASKITHAN )