Selamat Datang

Selamat Datang di Blok ini

Blog ini dibuat untuk organisasi yang bertujuan nguri-uri budaya dan berbakti serta menghormati kepada para leluhur yang ada, diyakini, dan dipercaya orang-orang yang ada dibumi nusantara

GOOGLE TRANSLATE

Google Translate
English Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Spain Italian Dutch Arabic

Silahkan Pilih Judul

Silahkan Pilih Judul

Sabtu, 07 Mei 2011

Kenyataan Hidup


Tempat, Tujuan, dan Kenyataan Hidup


Semua manusia yang hidup didalam alam dunia seharusnya mau mengerti mengenai tempat, tujuan dan kenyataan hidup. Bila tidak mau mengerti, bisa menyebabkan manusia sok berkuasa atau sempit pikirannya.

Sok Berkuasa :
Jangan seperti burung merak, selalu memamerkan keindahan bulunya. Demikian juga, manusia jangan asal bicara, asal bertindak, asal berbuat dan asal memerintah. Jangan mengandalkan kepandaiannya, pangkatnya, hartanya, saudaranya, dan kenalannya. Manusia harus berhati-hati dan bijaksana, ingatlah bahwa roda itu berputar. Sepandai-pandainya tupai melompat sewaktu-waktu akan terpeleset juga

Sempit Pikiran
Jangan seprti katak dalam tempurung, tidak kelihatan dan tidak bisa melihat. Jangan sempit pikirannya, kecil hatinya, pendek perasaanya, adanya Cuma bersembunyi dan ketakutan menurut perasaannya sendiri. Bila seperti itu, maka tidak mau berkumpul dengan orang, menghadiri pernikahan pun tidak, berbela sungkawa pun tidak, dan bergaul dengan tetangga juga tidak. Cuma di rumah saja, sepeti keong yang bersembunyi.

Putra Wayah diminta harus mau dan harus bisa hidup bersama di dalam masyarakat yang beraneka macam orangnya, asal-usulnya, budayanya, kepercayaanya, pendidikannya, bahasanya, dan wataknya.
Bekal untuk bisa hidup bersama di dalam masyarakat yaitu : mau mengerti tempat, tujuan, dan kenyataan hidup.



HIDUP

Hidup itu anugrah, anugrah yang sangat besar dari Tuhan Ynag Maha Kuasa.
Mestinya manusia harus mengerti dan menyadari bahwa hidup itu anugrah. Bila tidak mau mengerti dan menyadari, maka hidupnya akan semakin menyimpang den seenaknya sendiri.
Mengerti belum tentu menyadari. Tetapi bila menyadari tentunya harus mengerti apa arti dari kehidupan.

Contoh dari orang yang hanya bisa mengerti :
1.      Pencuri. Semua orang tahu behwa mencuri adalah pekerjaaan yang tidak baik. Tetapi oleh karena keadaan dan ingin mencari uang dengan mudahnya, maka dilakukan juga. Artinya bahwa manusia sebenarnya mengerti, tetapi tidak menyadari.
2.      Orang yang mencari pekerjan. Bukan kepandaiannya dan pengalamannya yang diutamakan, tetapi uangnya berapa dan siapa saudaranya.
3.      Orang yang di-tuakan. Bukannya menolong, tetapi justru menjerumuskan dengan berbagai macam cara.

Ada peribahasa sebagai berikut :
1.      Tidak ada waktu untuk : bermain, membagi cinta kasih, mencari uang. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk berdoa saja ( hanya memikirkan kebathinan saja )
2.      Tidak ada waktu untuk : bermain, membagi, cinta kasi. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk mencari uang saja ( hanya memikirkan harta benda saja).
3.      Tidak ada waktu untuk : berdoa, bermain, mencari uang. Tetapi sebagaian besar waktunya digunakan hanya untuk bercinta saja( hanya memikirkan pelampiasan nafsu angkara murka saja ).


Peribahasa tersebut diatas menggambarkan bahwa manusia sebenarnya mengerti, tetapi tidak mau menyadari.
Apabila manusia bisa mengerti dan mau menyadari bahwa hidup itu anugrah, maka tidak memaksakan diri sendiri, sebab semuanya sudah ada waktunya masing-masing.


DIDALAM TAWA INGATLAH TANGIS

Manusia hidup di dunia tidak boleh menangnya sendiri, seenaknya sendiri, memamerkan hartanya, pakaiannya, pangkatnya, saudaranya, dll
Demikian pula manusia tidak boleh mempunyai perasaan yang berlebihan dan merasa yang paling sial, paling kecil, paling celaka, paling hina, paling jelek, dan paling miskin. Karena :
·         Harta akan pergi
·         Kekayaan akan berpindah
·         Pangkat akan melompat/melesat
·         Kuasa akan musnah
·         Cantik akan hilang
·         Tampan akan layu

Hidup didunia ini tidak tetap/tidak langgeng oleh karenanya manusia harus ingat :
·         Didalam tawa ingatlah tangis
·         Didalam tangis ingatlah tawa
·         Didalam kelaparan ingatlah kekenyangan
·         Didalam kekenyangan ingatlah kelaparan

Apa saja yang ada didunia ini, semuanya hanya pinjaman dan pegangan saja. Bila sudah tiba saatnya harus dikembalikan / dilepas, tidak bisa ditolak dan diulur waktunya lagi.

Manusia harus mengerti dan menyadari bahwa hidup itu adalah anugrah, belajar sabar dan menerima, bertindak apa adanya, tidak besar kepala dan sombong.

Siapa yang di dalam tertawa ingat menangis , selalu ingat dan waspada, akan selamatsejahtera, tidak akan celaka dan terlepas dari segala macam mara bahaya/ malapetaka.


Memanfaatkan Kesempatan


Aji Mumpung

Wong urip ing donya akeh migunaake’ aji mumpung’, lan ya kudhune migunakake’aji mumpung’.

Aji mumpung iki bisa dhadi 2 (loro) perkara :

1.      Bisa dadhi apik
Aji mumpung bisa dadhi apik menawane yen migunani marang pribadine lan liyan. Kaya ta mumpung isih urip, padha bekti marang wong tuwa, nusa bangsa lan Negara.
2.      Bisa dadhi ala
Aji mumpung bisa dadhi ala manawane yen gawe tunane liyan lan menawane manusia mung ngumbar napsu dur angkara murka, kaya ta mumpung dadhi panggedhe gawe kere ngisore, mumpung dhuwe pangkat gawe kawula saya mlarat, mumpung sugih gawe liyan ingah-ingah.

Putra Wayah kudhu ngati-ati lan waspada marang ‘ aji mumpun’, merga aji mumpung sing ala bisa gawe urip pindo mati pisan. Semestine manungsa iku urip pisan mati pisan.
·         Saka lemah bali lemah.
·         Saka banyu bali banyu.
·         Saka geni bali geni.
·         Saka ora ana bali ora ana.
·         Saka nur bali nur.
·         Aja banyu bali geni.
·         Aja ora ana bali ana
·         Aja nur bali lemah.

Kabeh kudhu bali menyang asale. Lahire wudha baline wudha, tekane wudha bali ora nganggo apa-apa, yen nggawa “kana” ora bisa nampa.
Putra Wayah kudhune bisa namahi urip pisan mati pisan, aja nganthi urip pindo mati pisan, merga bakal cilaka banget.


TERJEMAHANNYA

Memanfaatkan Kesempatan

Orang hidup didunia banyak yang “memanfaatkan kesempatan “, dan memang seharusnya untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.

Memanfaatkan kesempatan ini bisa mempunyai 2 (dua) arti :

1.      Yang bisa mendatangkan kebaikan.
‘memanfaatkan kesempatan’ yang baik apabila berguna bagi diri sendiri dan orang lain, seperti selagi masih hidup hendaknya berbakti kepada orang tua, nusa bangsa dan Negara.
2.      Yang bisa mendatangkan kerugian
‘memanfaatkan kesempatan’ yang tidak baik apabila membuat orang lain mengalami kerugian, dan apabila manusia hanya mengumbar nafsu angkara murka dan keserakahan, misalnya ketika menjadi pembesar bawahannya dibuat menderita, selagi mempunyai pangkat tinggi rakyatnya dibuat miskin, selagi mempunyai kekayaan yang berlimpah orang lain dibuatnya tunduk tidak berdaya.


Putra Wayah harus hati-hati dan waspada terhadap “memanfaatkan kesempatan “, karena apabila hal ini merugikan orang lain, maka bisa mengalami hidup dua kali mati sekali.
Semestinya manusia itu hidup Cuma sekali dan mati juga sekali.

·         Dari tanah kembali menjadi tanah
·         Dari air kembali menjadi air
·         Dari api kembali menjadi api
·         Dari tidak ada kembali menjadi tidak ada
·         Dari cahaya kembali menjadi cahaya
·         Jangan dari air kembali menjadi api
·         Jangan dari tidak ada kembali menjadi ada
·         Jangan dari cahaya kembali menjadi tanah

Semua harus kembali kepada asalnya. Lahir telanjang kembali juga telanjang, datangnya telanjang kembalinya tidak membawa apa-apa. Apabila ada yang dibawa , maka “DISANA”, tidak akan diterima.

Putra wayah seharusnya dapat menjalani hidup sekali dan matipun sekali, jangan sampai hidup dua kali mati sekali, karena hal ini akan mengakibatkan penderitaan yang berat.

Ojo Dumeh Eling Lan Waspodo

OJO DUMEH ELING LAN WAPODO ATAU JANGAN MENTANG-MENTANG INGAT DAN WASPADA.

JANGAN MENTANG MENTANG

Orang hidup didunia tidak akan lepas dari “Berputarnya roda kehidupan”, yang selalu berubah.
·         Mentang–mentang kaya, kemudian merasa bahwa apa saja dapat dibeli dengan uang.
·         Mentang-mentang berkuasa, kemudian sok berkuasa, apa saja bisa dikuasai sendiri, bertindak seenaknya sendiri
·         Mentang-mentang cantik dan indah tubuhnya, kemudian mengumbar cinta seenaknya sendiri, melanggar sana melanggar sini.
·         Mentang-mentang miskin, kemudian merasa minder dan bersembunyi didalam tempurung.

Putra wayah janganlah mentang-mentang :
·         Siapa yang mentang-mentang akan terbuka kedoknya.
·         Siapa yang angkuh akan terhalang.
·         Siapa yang sombong akan terjerumus.
·         Siapa yang congkak akan celaka.

Putra Wayah janganlah mentang-mentang, tetapi harus selalu ingat dan waspada, karena :
·         Ada lebih, ada yang melebihi.
·         Yang penuh, ada ynag lebih penuh
·         Yang kosong, ada yan lebih kosong
·         Yang pandai, ada yang lebih pandai
·         Yang kaya, ada yang lebih kaya


INGAT DAN WASPADA

Ingat itu bukan hanya berati mengingat-ingat, tetapi bisa juga diartikan bahwa manusia seharusnya menyadari akan keadaan dirinya sendiri, kiri kanannya, hidupnya dan Tuhannya.
Waspada tidak hanya berati berhati-hati, tetapi juga bisa diartikan bahwa manusia seharusnya teliti pada hidupnya, apa yang boleh dilakukan, dan apa yang dilarang.
Ingat dan waspada , dua kata ini tidak dapat dipisahkan, karena mengandung daya kekuatan besar yang tidak ada tandingannya.
Tolak balak ataupun  sarana lain yang menguatkan hidup, bukanlah jimat, barang pusaka, keris, pegangan, dan sejenisnya, tetapi manusia yang selalu ingat dan waspada. Karena manusia yang ingat dan waspada selalu percaya dan berserahkan diri kepada Tuhan Ynag aha Kuasa, tidak berani melanggar aturan-aturan kehidupan.

Putra Wayah, anutlah agama dan kepercayaan walaupun berbeda-beda, janganlah hanya dibibir saja sebab bisa diejek, haruslah diwujudkan dalam perbuatannya masing-masing, seperti misalnya :
·         Nelayan Islam, jadilah nelayan Islam yang baik dan bisa membawa diri.
·         Petani Nasrani, jadilah petani Nasrani yang baik dan bisa membawa diri.
·         Pedagang Budha, jadilah pedagang Budha yang baik dan bisa membawa diri.

Ingat dan waspada akan menyebabkan :
  1. Bijaksana
  2. Bersahaja dan sederhana
  3. Sabar dan menerima
  4. Bisa “merasa”


Kalimat JANGAN MENTANG-MENTANG, INGAT DAN WASPADA harus menjadi pedoman dan ingatan bagi semua orang di dunia.